123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

sahabat itu sulit sekali dicari, jadi jangan pernah menyia-nyiakan sahabatmu

Kamis, 22 Desember 2011

Ikhwan GANTENG

Sobat, tadi aku abis lihat-lihat notesku di FB, terus nemu notes bagus nih, lupa dapetnya darimana, hehee
Cekidot yaaa ! :D

Bagaimanakah seharusnya ikhwan selaku partner da’wah akhwat? Setidaknya ada tujuh point yang patut kita jadikan catatan dan tanamkan dalam kaderisasi pembinaan, yaitu GANTENG (Gesit, Atensi, No reason, Tanggap, Empati, Nahkoda, Gentle). Beberapa kisah tentang ikhwan yang tidak GANTENG, akan dipaparkan pula di bawah ini.

(G) Gesit dalam da’wah
Da’wah selalu berubah dan membutuhkan kegesitan atau gerak cepat dari para aktivisnya. Ada sebuah kisah tentang poin ini. Dua orang akhwat menyampaikan pesan kepada si fulan agar memanggil ikhwan B dari masjid untuk rapat mendesak. Sudah bisa ditebak…, tunggu punya tunggu…, ikhwan B tak kunjung keluar dari masjid. Para akhwat menjadi gemas dan menyampaikan pesan lagi agar si fulan memanggil ikhwan C saja. Mengapa? Karena ikhwan C ini memang dikenal gesit dalam berda’wah. Benar saja, tak sampai 30 detik, ikhwan C segera keluar dari masjid dan menemui para akhwat. Mobilitas yang tinggi.

(A) Atensi pada jundi
Perhatian di sini adalah perhatian ukhuwah secara umum. Contoh kisah bahwa ikhwan kurang dalam atensi adalah ketika ada rombongan ikhwan dan akhwat sedang melakukan perjalanan bersama dengan berjalan kaki. Para ikhwan berjalan di depan dengan tanpa melihat keadaan akhwat sedikitpun, hingga mereka menghilang di tikungan jalan. Para akhwat kelimpungan.., nih ikhwan pada kemana? “Duh.., ikhwan ngga’ liat-liat ke belakang apa ya?” Ternyata para ikhwan berjalan jauh di depan, meninggalkan para akhwat yang sudah kelelahan.

(N) No reason, demi menolong
Kerap kali, para akhwat meminta bantuan ikhwan karena ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh akhwat. Tidak banyak beralasan dalam menolong adalah poin ketiga yang harus dimiliki oleh aktivis. Contoh kisah kurangnya sifat menolong adalah saat ada acara buka puasa bersama anak yatim. Panitia sibuk mempersiapkannya. Untuk divisi akhwat, membantu antar departemen dan antar sie adalah hal yang sudah seharusnya dilakukan. Para akhwat ini kemudian meminta tolong seorang ikhwan untuk memasang spanduk. “Afwan ya…, amanah ane di panitia kan cuma mindahin karpet ini…,” jawab sang ikhwan sambil berlalu begitu saja karena menganggap tugas itu bukanlah amanahnya.

(T) Tanggap dengan masalah
Permasalahan da’wah di lapangan semakin kompleks, sehingga membutuhkan aktivis yang tanggap dan bisa membaca situasi. Sebuah kisah, adanya muslimah yang akan murtad akibat kristenisasi di sebuah kampus. Aktivis akhwat yang mengetahui hal ini, menceritakannya pada seorang ikhwan yang ternyata adalah qiyadahnya. Sang ikhwan ini dengan tanggap segera merespon dan menghubungi ikhwan yang lainnya untuk melakukan tindakan pencegahan pemurtadan.

Kisah di atas, tentu contoh ikhwan yang tanggap. Lain halnya dengan kisah ini. Di sebuah perjalanan, para akhwat memiliki hajat untuk mengunjungi sebuah lokasi. Mereka kemudian menyampaikannya kepada ikhwan yang notabene adalah sang qiyadah. Sambil mengangguk-angguk, sang ikhwan menjawab, “Mmmm….” “Lho… terus gimana? Kok cuma “mmmmm”…” tanya para akhwat bingung. Sama sekali tidak ada reaksi dari sang ikhwan. “Aduh… gimana sih….” Para akhwat menjadi senewen.

(E) Empati
Merasakan apa yang dirasakan oleh jundi. Kegelisahan para akhwat ini seringkali tercermin dari wajah, dan lebih jelas lagi adalah dari kata-kata. Maka sebaiknya para ikhwan ini mampu menangkap kegelisahan jundi-jundinya dan segera memberikan solusi.

Contoh kisah tentang kurang empatinya ikhwan adalah dalam sebuah perjalanan luar kota dengan menaiki bis. Saat telah tiba di tempat, ikhwan-akhwat yang berjumlah lima belas orang ini segera turun dari bis. Dan bis itu melaju kembali. Para akhwat sesaat saling berpandangan karena baru menyadari bahwa mereka kekurangan satu personel akhwat, alias, tertinggal di bis! Sontak saja para akhwat ini dengan panik, berlari dan mengejar bis. Tetapi tidak demikian halnya dengan ikhwan, mereka hanya berdiri di tempat dan dengan tenang berkata, “Nanti juga balik lagi akhwatnya.”

(N) Nahkoda yang handal
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Ia adalah nahkoda kapal. Lantas bagaimanakah bila sang nahkoda tak bergerak? Alkisah, tentang baru terbentuknya kepengurusan rohis. Tunggu punya tunggu…, hari berganti hari, minggu berganti minggu, ternyata para ikhwan yang notanebe adalah para ketua departemen, tak kunjung menghubungi akhwat. Akhirnya, karena sudah “gatal” ingin segera gerak cepat beraksi dalam da’wah, para akhwat berinisiatif untuk “menggedor” ikhwan, menghubungi dan menanyakan kapan akan diadakan rapat rutin koordinasi.

(G) Gentle
Bersikap jantan atau gentle, sudah seharusnya dimiliki oleh kaum Adam, apalagi aktivis. Tentu sebagai Jundullah (Tentara Allah) keberaniannya adalah di atas rata-rata manusia pada umumnya. Namun tidak tercermin demikian pada kisah ini. Sebuah kisah perjalanan rihlah. Rombongan ikhwan dan akhwat ada dalam satu bis. Ikhwan di depan dan akhwat di belakang. Beberapa akhwat sudah setengah mengantuk dalam perjalanan. Tiba-tiba bis berhenti dan mengeluarkan asap. Para ikhwan segera berhamburan keluar dari bis. Tinggallah para akhwat di dalam bis yang kelimpungan. “Ada apa nih?” tanya para akhwat. Saat para akhwat menyadari adanya asap, barulah mereka ikut berhamburan keluar. “Kok ikhwan ninggalin gitu aja…” ujar seorang akhwat dengan kecewa.

Gimana para ikhwan? Udah semua kriteria GANTENG belum dalam diri kalian? hehehee :)

Senin, 19 Desember 2011

Ada Diskusi Ada Aksi

Diskusi diskusi dan diskusi.. itu yang sering dilakukan mahasiswa dimanapun berada. Diskusi tentang politik, diskusi tentang masyarakat, diskusi tentang lingkungan, dan lain-lain. Banyak pengetahuan yang kita dapatkan melalui diskusi. Karena melalui diskusi kita dapat bertukar pikiran dengan orang-orang yang kita ajak berdiskusi. Bagus memang, tapi bagaimana ketika kita hanya berdiskusi dan terus berdiskusi tanpa sebuah AKSI?

AKSI! Ya aksi, sebuah aksi nyata!

Terkadang kita dengar atau lihat dalam sebuah diskusi. Beberapa yang didiskusikan dalam diskusi itu seperti mencari-cari kesalahan orang lain, mengorek-ngorek peristiwa-peristiwa yang terjadi dan lain sebagainya tanpa ada usaha untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Tanpa ada sebuah aksi nyata untuk memperbaiki berbagai kesalahan yang didiskusikan.

Ada memang beberapa hasil diskusi yang dibarengi dengan aksi nyata, namun, ketika tidak ada follow up untuk aksi nyata itu, apa gunanya?

Memang tak semudah membalikan telapak tangan melakukan aksi nyata untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Tapi, apa salahnya untuk memulai sedikit demi sedikit. Walau tak bisa memperbaiki semua, setidaknya ada manfaat yang dirasakan orang lain dari diskusi yang kita lakukan.

Ini mengingatkanku dengan sebuah kata 'TALK LESS DO MORE!' Ayo kita barengi diskusi dengan aksi!

ADA DISKUSI, ADA AKSI
BUKAAAAN BASA BASI~

Minggu, 18 Desember 2011

A Challenge

Assalamu'alaykum

Sobat, malam ini tepat pukul 20.00 (ditepat-tepatin jamnya hehee) temanku Septi Setiyawati menantangku untuk membuat satu tulisan satu hari. Tulisan itu tentang teman-teman kami di PKNR 2010. Jadi, satu hari satu deskripsi satu orang di satu post blog.

This is great challenge! I feel challenged to do it!

We will start this challenge on 1st JANUARY 2012This challenge will run for one month!
We will describe 33 person in PKNR 2010 in one month. Yeaah! Can't wait for January to come. Who will win for this challenge? If win, A Bar of Chocolate will be a prize for me and Box of choki choki will be a prize for Septi.

Okey friend, lets make alarm for this challenge! Don't miss it!

Kisah Cinta Luar Biasa

Sobat, ini nih kisah cinta Fathimah dan Ali yang aku janjikan tadi, cekidot yaa :)

Ada rahasia terdalam di hati ’Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah, karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis.

Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!

’Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu. ”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.

Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya. Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.

Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. ”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” 

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.

Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.

’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!” ’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.

Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu? 
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..” 
”Aku?”, tanyanya tak yakin. 
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”

’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.

’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”


Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.
Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Salim A. Fillah
Jalan Cinta Para Pejuang

Kemarin~

Assalamu'alaykum

Sobat, kemarin aku ikut sebuah acara talkshow di kampus. Talkshow bersama Ust. Salim A. Fillah dengan tema Jatuh Cinta vs Bangun Cinta (semoga ga kebalik). Beberapa orang sih bilang itu macam seminar pra nikah. Ya gapapalah ya, suatu saat kan pasti aku akan menikah, boleh dong persiapan dari sekarang (eeeaaaaa).

Acara mulai sekitar jam setengah sembilan (kayaknya), aku datang terlambat. Aku duduk di paliiing belakang. Sebenarnya temanku sudah menyiapkan tempat paling depan, tapi masa iya aku nyerobot orang-orang yang udah datang duluan dan dengan enaknya duduk di depan, heheheee.

Selama talkshow, aku tidak terlalu fokus dengan apa yang dibicarakan Ust. Salim. Resiko duduk di belakang, suara yang terdengar hanya sayup-sayup, yang ada aku bercanda dengan teman-teman di belakang. Tapi, ya tidak selama talksho aku tidak fokus, ada dibeberapa cerita aku fokus kok. Dan kalau ada cerita yang bikin orang-orang di depan tertawa, kami baru tertawa beberapa tahun bulan hari jam menit kemudian (telaaat abis) setelah mendengar transfer cerita dari teman di depanku, ckckck *o*

Setelah mendengar berbagai cerita dari Ust. Salim, aku baru tau sekompleks itu untuk menikah (cieeee). Ya mungkin untuk aku yang belum siap ya rumit, tapi untuk yang sudah siap ngga terlalu rumit kali ya, hehehee. Dari berbagai cerita, Ust. Salim juga bercerita tentang kisah cintanya (asiiik deh). Ternyata Ust. Salim menikah saat ia kuliah semester 4, subhanallah... Tahun depan aku semester 4 nih (teruuus??). Dan kalian tau apa? Biaya satu semester istrinya Ust. Salim empat kali biaya semesternya Ust. Salim, subhanallah... 

Selain kisah cintanya Ust. Salim, ada kisah cinta luar biasa dari Fathimah dan Ali. Subhanallah.. sungguh luar biasa kisah cinta mereka (nanti aku post deh). Sungguh menyenangkan bisa mendengar kisah cinta orang lain. Jadi terinspirasi. Hhhmm.. akan seperti apa ya kisah cintaku kelak? (eeeeeeaaa)

Selesai talkshow, aku dan teman-teman menuju kantin untuk makan siang. Makan siang selesai aku dan satu temanku shalat zuhur dan kami kembali lagi ke kantin. Rencana ingin belajar untuk Ujian Akhir Praktikum GAGAL, yang ada kami malah membicarakan apa saja yang kami dapatkan tadi selama talkshow. Ya ini karena aku duduk di belakang, jadi aku minta diceritakan beberapa cerita yang tak kudengar, hehehehee. Tak lama, hujan datang. Alhamdulillah.. hujan yang kutunggu-tunggu datang. Aku suka hujan. Kalau kata seorang aslab, HUJAN ITU ROMANTIS, sesuailah ya suasananya dengan pembicaraan kami tentang talkshow about love itu, heheheee. Hujan reda, kami menuju masjid untuk istirahat sejenak dan kemudian menyelesaikan beberapa tugas. Ba'da Ashar, aku dan teman-teman pulang ke rumah masing-masing. 

Hhmm.. suasana masjid yang sepi di hari sabtu, mengingatkanku dengan Masjid Al-Qodar SMA N 53 Jakarta. Masjid kenangan bersama teman-teman Rohis 53. Masjid yang hari sabtu biasanya hanya terisi oleh anak-anak rohis di siang hari. Sedih rasanya jika mengingat kebersamaan kami dulu yang kini hanya tinggal kenangan. Ya setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan perpisahan bukan akhir dari segalanya, melainkan awal untuk kita bertemu lagi, bukan begitu teman?

Segitu aja deh ya cerita tentang kemarin, aku mau melanjutkan tugas-tugasku untuk minggu depan 
- Tugas MP harus dikirim ke email PJ hari ini paling lambat jam 7
- PPT KO Bab 9.11-9.15
- Jawaban pertanyaan bahasa inggris tentang si Asam Aluminat (siapa sebenarnya dia???)
- Belajar untuk UTS KA golongan II besok
- Belajar untuk UAP KA
Banyak yaaa?? haahh itu sudah biasa,
S + E + M + A + N + G + A + T --> SEMANGAT

Merasa Cukup, Cukup Merasa

Dua kata itu punya makna yang berbeda jika digabungkan dengan posisi yang berbeda pula. Namun, dua-duanya sama menariknya. "Merasa Cukup" adalah suatu sifat yang saat ini dianggap inferior oleh kebanyakan orang. Karena dengan merasa cukup, kita akan disisihkan zaman. Dianggap sebagai orang yang tak punya ambisi dengan posisi. Tak memiliki keinginan untuk menjadi yang lebih baik pada masa depan. Karenanya, merasa cukup adalah sifat yang unik sekarang.

Merasa cukup sejatinya suatu ungkapan syukur. Islam menyebutnya qanaah. Merasa cukup menjadi salah satu indikasi bahwa kita benar-benar berterima kasih atas segala nikmat yang Allah berikan. Bisa jadi, salah satu maraknya berbagi penyelewengan moral karena tidak pernah ada rasa cukup pada seseorang. Tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, sukses atau berhasil. Yang penting, cara memperolehnya adalah dengan "kewajaran". Ilmu kauniyahnya, ya kita harus bekerja keras, disiplin, rajin, dan kreatif idenya. Teori kauliyahnya bilang lewat shalat, shadaqoh, puasa, shalat sunnah, dan sebagainya. Dan cara ini bukan rahasia, karena kita sudah mengetahuinya. Tinggal mau atau tidak kita melakukannya.

Adapun "Cukup Merasa" juga menjadi fenomena. Ada begitu banyaknya kemiskinan, kesewenang-wenangan, dan kebodohan. Dan orang-orang yang kaya, punya kuasa, dan pandai yang ada, masih sedikit yang "turun gunung" untuk memberantas penyakit-penyakit tersebut. Mereka tahu dan merasakan bahwa ada yang salah di lingkungannya. Namun, nampaknya nuraninya belum tersentuh. Bagi mereka, "cukup merasa" sudah cukup. Padahal, itu sungguh masih jauh dari cukup.


sumber :
Akhda Afif Rasyidi
http://akhdaafif.wordpress.com/

Jumat, 16 Desember 2011

Lelah tapi Senang

Assalamu'alaykum

LIBUR..
LIBUR..
LIBUR..

LIBUR yang ditunggu-tunggu datang juga, akhirnya bisa merasakan LIBUR, yaa LIBUR, LIBUR kuliah, tapi bukan berarti aku ga ke kampus. Aku tetap ke kampus untuk melaksanakan tanggungjawabku sebagai logistik kpu fakultas. Karena kemarin aku tak sempat fotocopy kertas suara, jadi aku harus fotocopy hari ini dan menyerahkannya ke kampus.

Aku memang orang yang tak betah di rumah, bukan apa-apa, rasanya aku lebih hidup saat aku berada di kampus. Terlebih hari ini semua berangkat ke sekolah dan aku harus rela ditinggal di rumah sendirian jika aku berada di rumah. Lagipula aku sudah membantu ibu mencuci piring pagi ini, setidaknya sudah ada yang aku kerjakan untuk meringankan pekerjaan ibu, heheee.

Aku berangkat dari rumah sekitar pukul setengah sembilan, awalnya aku minta nad untuk mengantarkanku ke tempat fotocopy, tapi sepertinya nad masih lama sampai di kampus. Aku pun turun di pasar sunan giri dan berjalan kaki ke balai pustaka untuk fotocopy.

Sesampainya di balpus, aku menyerahkan kertas suara yang akan difotocopy untuk memfotocopy kertas itu sebanyak lima ratus lembar. Selama menunggu fotocopy, aku duduk sendiri sambil membaca buku Indonesia Mengajar ditemani suara klakson mobil dan motor yang berisiknya naudzubillah. Saat sedang asyik baca buku, tiba-tiba mbak2 fotocopy teriak2 lah? ini orang kenapa?. Ternyata motornya mau dibawa orang. Tapi teriakan mbak2 ini ga berakhir dengan kejaran massa, yang ada malah tertawaan dari orang-orang sekitar, kenapa??? Karena ternyata si orang yang mau bawa motor si mbak2 fotocopy SALAH MOTOR, sekali lagi SALAH MOTOR!! huahahahahahhahahahhaaa. Motor si orang itu sama PERSIS sama si mbak2 fotocopy, bedanya tipislaah, kalo sekilas ngeliatnya mah sama PERSIS hahahahhahahaaa. Malu banget deh itu orang. Pasti dia ga konsen gara-gara liat wanita cantik lagi baca buku di depan tempat fotocopy (siapa ya???) #PDdahsyaat -,-''


Selesai difotocopy dan dipotong jadi dua (jadi ada seribu kertas suara deh), aku pun berjalan kaki menuju kampus. Aku harus cepat karena aku ditunggu jam 10 di kampus oleh anak2 kpu. Sampai di kampus, aku langsung menyerahkan kertas suara itu pada yang bersangkutan, dan tugasku belum selesai sampai disini, aku masih harus melipat + men-cap SERIBU sekali lagi SERIBU kertas suara. Subhanallah..bagaimana dengan pemilihan presiden?? berapa kertas suara yang harus dilipat?? yang jelas BANYAAAK.


Aku ga sendiri sih, aku dibantu lima kakak tingkat, tapi aku 2010 sendiri -,-' si cepi gabisa dateng :(
Tapi alhamdulillah, ga lama dateng nanad, kerjaan lipat melipat cap mencap pun berlanjut dengan tujuh orang. Tak lama kakak2 tingkat berguguran karena ada kuliah (alhamdulillah yaa aku LIBUR), aku pun ditinggal berdua dengan nanad.


Saat beberapa kakak tingkat kembali dan bala bantuan mulai datang, aku dan nad izin sebentar untuk melihat acara MUTIA Akbar di sangu bersama Asma Nadia. Bilangnya sih sebentar, eeehh karena terhanyut oleh pembicaraan mbak Asma Nadia, aku ikut acaranya sampai selesai. Aku juga membeli buku terbaru Asma Nadia 'Twitografi Asma Nadia', lumayan dapet ttdnya juga. Aku ingin sekali menjadi seorang penulis seperti mbak Asma Nadia. Ya, tulisanku mungkin memang tak menjual, tapi kalau ada usaha, pasti ada jalan (semoga nyambung) hehehehee. Selesai 'nyangkut' di acara MUTIA, aku kembali pada tugas kerajinan tangan melipat kertas suara. Ternyata MASIH banyaaak. 


Saat sedang 'asyik' melipat kertas, si nanad berisik minta makan. Okelaaah kita pun ke kantin untuk makan siang. Kantin sepi, dan tempat biasa aku membeli makan lauknya HABIS, dengan terpaksa aku beli di tempat lain. Alhamdulillah kenyaaang. Selesai makan, aku dan nad berencana untuk ke salon. Tapi sayaaang sekali saudara-saudara si mbak2 stylist potong2 rambut cuma ada hari minggu, kami pun kembali ke kampus untuk mengikuti penutupan CL. Di jalan, aku melihat sesosok (kesannya) orang yang aku kenal. Dia sedang mengendarai motor UEHnya (semoga ga salah). Itu dia si cepi! Ternyata dia mau ngajar, aku kira mau ke kampus pijitin tanganku yang pegel ngelipet-lipet, hahahahahaaaa.


Sesampainya di kampus, aku dan nad ikut penutupan CL lalu lanjut ke ForWat alias Forum akhWat BEMJ Q3A. Sedih rasanya beberapa minggu lagi BEMJ Q3A bersama kakak-kakak 2009 segera berakhir. Entah kenapa aku sedih, mau nangis, gamau ditinggal kakak-kakaknya. Tapi, HARUS ada regenerasi sebagai tanda keberhasilan sebuah organisasi dan tongkat estafet perjuangan harus dipindahkan. Ya, yang HARUS aku dan teman-teman lakukan adalah menerima tongkat estafet perjuangan itu dan berusaha untuk tidak mengecewakan angkatan-angkatan sebelumnya, SEMANGAAAT!!


Sehabis ForWat, kami shalat maghrib, dan perkumpulan dilanjutkan di Nasi Goreng Cirebon. Aku, Nanad dan beberapa teman akhwat serta ikhwan bemj makan2 disana. Semoga semakin mempererat tali persaudaraan kita yaa :))


Tak sadar ternyata jam menunjukkan pukul sembilan, aku HARUS segera pulang, karena ini waktu-waktu rawan, kenapa??? karena 04 JARANG ada jam segini, sekalipun ada 04nya mau pulang biasanya. Aku panik, aku ga mungkin naik bajaj karena MAHAL.


Alhamdulillah setelah menunggu dan menunggu ksatria berkuda putih 04 pun datang. Tapi, dugaanku benar, aku tak sampai diantarkan ke rumah, hanya sampai depan penjara cipinang, itu artinya aku HARUS jalan kaki menuju gang rumah. 
"Oke, ga masalah lah ya..", pikirku.
Aku ditemani ibu-ibu batak, aku temani ibu-ibu itu menyebrang untuk naik angkot lagi,
"Makasih yaa sayang", ucap si ibu2 batak. 
Subhanallah, indahnya saling tolong-menolong.


Aku pun berjalan kaki dari depan penjara menuju flamboyan. Angin malam begitu dingin. Aku sedikit takut berjalan sendiri di pinggir jalan, masih sedikit trauma dengan tragedi penjambretan HPku itu LIHET DISINI


Alhamdulillah aku sampai rumah dengan selamat dan badanku pegal-pegal sangaaaat. Tapi, biar begitu, hari ini sungguh LUAR BIASA. Aku kembali merasakan lelah menyenangkannya sebuah kegiatan. Biarpun lelah, tapi ketika hasil yang didapatkan memuaskan, rasanya rasa lelah itu encer begitu saja. 


Kalau kata anak kimia mah, hasil yang memuaskan itu bagai aquades yang mengencerkan kepekatan sebuah kelelahan. 

Senin, 12 Desember 2011

Quotes from PW

Pas kalian baca judulnya pasti bingung deh (sok tau) siapa sih PW?
Ssstt.. aku ga akan sebut kalo kepanjangan dari PW itu Pak Wirman ahh, nanti terkenal bapaknya hehehee (itu disebut mbak ckck) XP


Aku suka aja diajarin sama si bapak satu ini, banyak pengalaman dia yang jadi pelajaran buat aku. Walau berjam-jam dia cerita, rasanya ga bosen aja, apalagi banyak quotes-quotes dia yang 'sesuatu' bangetlah hehehee :D


Udah yaa jangan kebanyakan intro, langsung ke reff quotes aja, cekidot yaaa


"Dalam keadaan STRESS, SUKSES"
"Kalau gak mau bermimpi, MATI aja!"
"Boleh ketinggalan, asal ketinggalan di tujuan"
"Cinta adalah bagian dari Lingkungan Hidup"
"Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku manusia"
"...diciptakanlah kesombongan-kesombongan yang tidak perlu"
"secara tidak sengaja sekarang ini orang kaya minta2 ke orang miskin"


Segitu aja nih kata-kata PW yang ada di aku, kayaknya masih ada lagi deh, tapi lupa nulisnya dimana (penyakit akut). Nanti kalo ada lagi, aku post lagi deh disini. :D

Minggu, 11 Desember 2011

Good Bye (SEMENTARA) Laporan~

Assalamu'alaykum

Ehm..ehm..gara-gara liat postnya izzah tentang laporan, aku juga jadi mau cerita soal LAPORAN dan PRAKTIKUM yang BERAKHIR di SEMESTER INI.

Bener-bener sesuatu banget kalo praktikum udah selesai, tepat Jumat, 9 Desember 2011 yang namanya praktikum di semester ini berakhir, alhamdulillah yaa sesuatu #korbansyahronisyahrini. Laporan tinggal SATU yang harus diselesaikan, yaitu Laporan Iodometri yang sampai saat ini baru tugas alias pertanyaan jawaban yang aku selesaikan karena hampir saja aku melupakan SATU laporan itu HAHAHAHA #parahbet.

Biasanya setiap malam Jumat aku dan teman-teman sekelas PKNR 2010 dibuat galau habis-habisan karena laporan Prak KA 1 yang banyaknya naudzubillah, belum lagi kalau aslabnya lagi GA KOMPAK dan setiap hari Jumat aku dan teman-teman sekelas PKNR 2010 harus bertegang-tegang ria karena ditekan habis-habisan oleh salah SATU aslab (maaf, tapi ini BENERAN).

Sedih juga harus berpisah dengan EMPAT Aslab praktikum Kimia Analitik 1 yang GOKIL abeees (yang satu serem, alhamdulillah itu mah klo pisah HAHAHA). Banyak banget kenangan selama praktikum KA 1 bersama aslab-aslab koplak itu.

Oh yaa pas Jumat praktikum terakhir kemarin, aku bersama teman-teman sekelas disuruh bikin pesan dan kesan selama praktikum, aku lupa mau foto kata2 yang aku tulis, aku post disini aja ya, ga sama persis tapinya, hehehee

Kak M : Awalnya aku kira kakak galak, tapi ternyata kakak baik juga :)
Kak D : Kakak baik bangeeet, paling ngerti keadaan kita sekelas :)
Kak N : Kakak kocaaaak, pengencer kepekatan di kelas kita, hati-hati yaa kakaknya suka beneran sama si T
Kak B : Kakak ternyata koplak abis, ketauan deh aslinya, tapi banyaaak ilmu yang didapet dari kakak, pinter sih kakaknya
Kak S : Kakak galak, jutek abis, tapi kocak juga kok X)

Selain nulis pesan dan kesan, ternyata ada acara dari kakak2 aslab, yaitu "TN Award". Yaa ampuuuun kakaknyaaaa aja aja adaa. Aku lupa nama2 apa aja yang kakaknya kasih ke beberapa praktikan (anak PKNR 2010), tapi yang koplaknya nama aku kesebut -,-'
Aku dapet award 'Ter-Manganometri' gara-gara suka Ungu (larutan kalium permanganat warnanya Ungu) dan suka Makan (Mangan) ckckck aja aja ada nih kakaknya, jadi malu saya -___-'

Tapi, TERIMA KASIH kakak-kakak Aslab yang sudah begitu sabar menghadapi kelas PKNR 2010 :))

Sabtu, 10 Desember 2011

Pesanan Ibu

Assalamu'alaykum

Setelah berkali-kali hari sabtu aku pergi, tak berada di rumah, akhirnya sabtu ini aku full di rumah. Ini adalah hal terlangka buatku #lebaytapiserius heheeee..

Ibu kayaknya seneeeng banget aku ada di rumah hari sabtu. Cucian baju di rumah setidaknya beres hari ini. Dan ada yang bantu-bantu ibu bersih-bersih rumah. Alhamdulillah bisa bikin ibu seneng, aku juga jadi ikut seneng :))

Selain bantu ibu bersih-bersih rumah, cuci-cuci baju, aku juga curhat-curhat sama ibu. Awalnya sih ngomongin masa lalu ibu, terus cerita-cerita pertemuan ayah dan ibu (ternyata ibu sama ayah pertama kali ketemu, di pelaminan *cieeeee*), ehh lama-lama obrolan aku sama ibu menjurus pada 'sesuatu'.

Tiba-tiba ibu bilang sesuatu ke aku
"Lihat-lihatlah di kampus kalau ada yang cocok."

haa? lihat-lihat? lihat apaan bu? (teriakku dalam hati)

Aku tahu maksud ibu menjurus ke 'sesuatu' (malu deh bilangnya) -,-'

Aduh duh duuh ibu mulai membicarakan pendamping hidupku kelak *muka merah*
Dan aku terpancing untuk menceritakan 'sesuatu' pada ibu *muka makin merah*

Diakhir cerita aku dan ibu, ibu berpesan sesuatu, ibu pesan untuk pendamping hidupku kelak :
1. Agamanya harus bagus, agama itu NOMOR SATU
2. Kalau bisa yang tinggi 
3. Kalau bisa orang padang, biar bisa pulang kampung bareng
4. Jangan lama-lama nikah, kalau bisa satu dua tahun setelah LULUS kuliah
    de el el

Banyak banget pesan ibu untukku hahaaaa *muka makin makin makin merah*
Terima kasih ibuku sayaaaaang :*

Tapi, kalau nanti tidak sesuai pesanan gapapa ya bu, kan ini urusan hati bu, untuk pesanan nomor satu itu PASTI bu :))

Jumat, 09 Desember 2011

Kritik Hanya Sekedar Mengkritik

Kritik? Apa sih kritik? Kritik singkong? Kritikin? Atau kalau rambutnya kritik direbonding? #ngaco. Kritik menurut Wikipedia adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Kenapa tiba-tiba aku ngomongin soal ini? Hhhmm..
Saat ini banyak sekali orang yang JAGO mengkritik. Mengkritik mengkritik menggelitik tanpa memperbaiki. Kritik itu memang penting agar sesuatu yang dikritik dapat diperbaiki agar lebih baik. Namun, ketika kritik hanya sekedar mengkritik APA KATA DUNIA???
Kritik itu membangun sih, tapi kalau kesannya malah menjatuhkan tanpa mencari solusi dan turut andil pada sesuatu yang dikritik, apa tuh namanya? (pikir sendiri). Terlalu banyak mengkritik pekerjaan orang lain tanpa membantu apapun apalagi memberi solusi, itu apa lagi namanya? (pikir lagi sendiri).
Salah satu contoh yang bisa kita ambil, saat sebuah kegiatan dikritik habis-habisan oleh beberapa orang. Kegiatan itu dipertanyakan gunanya, diprotes kerjanya, diminta untuk segera dibubarkan. Ketika kritik itu dibarengi dengan solusi, dapat dikatakan itu baik. Tapi ketika kritik hanya sekedar mengkritik, itu NOL BESAR. Orang-orang yang mengkritik itu tidak turut andil dalam memperbaiki kegiatan tersebut. Mereka hanya berbicara seenaknya tanpa tau apa yang telah dilakukan orang-orang yang melakukan kegiatan tersebut.
Itulah, kritik hanya sekedar mengkritik, tidak ada solusi, tidak ada aksi, apa namanya? (lagi lagi pikir sendiri).

Kamis, 01 Desember 2011

SKETSA

Buffer salmiak...
ooOOooOO....


bingung? coba deh nyanyiin pake lagu Insomnia-Craig David
itu salah satu lagu yang diciptakan seorang teman, yang akhirnya merajalela gaungnya di kelas PKNR 2010 (bingung? sama! :p)


oh yaa waktu itu aku janji mau nge-post SKETSA yang aku bikin pas kejambret kan?
sebelumnya aku mau liatin SKETSA pas siskom nih, heheheeee




okeh itu sekilas tentang SKETSA siskom, sekarang SKETSA penjambretan yaaa xp

prolog :
saat seorang wanita cantik bernama rara (mau muntah? silahkan! :p) sedang berjalan dipinggir jalan-jalan sambil bermain hp, tiba2 saja hpnya dijambret pria bermotor

SKETSA 1

r : wooooooooooy jambreeeeet balik looo!!
orang2 sekitar pun mengejar jambret, jambret pun mengembalikan hp wanita itu
r : ah elu jambret rese!! 
j : ampun mbak, maap (muka melas karena berhasil ditangkep warga)
r : ah gue tuh belom selesai update status, main diambil aja (ngambil hp, nerusin update-an statusnya)
j : (bingung)
r : nih, ambil lagi hpnya (jalan menuju rumah)
j : (masih bingung) 


KALIAN JUGA BINGUNG??? YASUDAH LUPAKAN!!  T____T' (nangis bombay)


SKETSA 2


r : (bengong, menatap gantungan hp yang berhasil ditarik)
j : (kembali ke tempat si wanita)
r : (senyam senyum ngarep)
j : mbak, saya mau gantungan hpnya tau!
r : haa?? enak aja!! ini baru beli tau!! ambil aja tuh hp, gantungannya jangan!! eeerrr
j & r : (berebutan gantungan hp)


KALIAN MASIH BINGUNG??? YASUDAH TIDUR AJA DEH!! (nangis darah)
Sebenernya ada lagi sketsa yang aku bikin waktu itu ngeGALAU dikantin pas cabut KO sama ijeh dan cepi, tapi sekarang aku lupa ada SKETSA apa aja, heheheeee
Maap yak kalo rada garing xp
Lagi garing abis soalnya,
Tuh kan garing,
(apaan sih!!) x_______x'

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget