123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

sahabat itu sulit sekali dicari, jadi jangan pernah menyia-nyiakan sahabatmu

Jumat, 11 Maret 2011

Kartun Helen Keller

Aku mau cerita tentang film kartun yang aku tonton pas matkul psikoper nih. Filmnya nyentuh gitu, pas banget sama materi psikopernya. Judul filmnya 'Helen Keller' jeng.. jeng.. jeng..
Helen Keller, pada awalnya dia anak yang normal. Namun pada usia 19 bulan, ia diserang penyakit misterius yang menyebabkannya buta dan tuli. Ia jadi liar dan tidak dapat diajar pada usia 7 tahun, sehingga orang tuanya bertemu Annie untuk menjadi guru pribadi dan mentor.

Helen sangat sulit untuk diajar sopan dan disiplin karena orangtuanya terutama ayahnya selalu membelanya saat ia melakukan kesalahan. Annie geram dengan ayah Helen. Ia pun meminta agar tinggal di sebuah rumah berdua saja dengan Helen. Ibu Helen pun menyarankannya untuk tinggal di rumah kecil miliknya.
Semenjak tinggal berdua saja dengan Annie di rumah kecil itu, Helen mulai belajar disiplin dan sopan santun. Annie sangat sabar mengajarkan Helen. Ia tidak kenal kata menyerah. Sampai akhirnya Helen bisa bersikap sopan dan disiplin. Helen mulai makan dengan sendok garpu dan menyisir rambutnya. Namun, Helen belum bisa menggunakan bahasa isyarat menggunakan tangan. Annie pun minta tambahan waktu. Tetapi ayah Helen tidak setuju, ia membawa Helen kembali ke rumah.
Saat makan malam di rumah, Annie melihat serbet di pangkuan Helen jatuh, ia pun mengambilnya dan meletakkannya di pangkuan Helen. Tapi kemudian Helen dengan sengaja menjatuhkan serbet tersebut. Ayah Helen yang mendapatkan serbet Helen jatuh disebelahnya segera ingin mengambil dan meletakkannya kembali di pangkuan Helen. Annie yang melihat kejadian tersebut langsung melarang ayah Helen untuk meletakkan serbet tersebut, namun ayah Helen tidak menggubris ucapan Annie, ia pun meletakkan serbet tersebut di pangkuan Helen. Dan dalam sekejap Helen pun menjatuhkan sendoknya dan memakan makanannya dengan tangan. Annie kesal, ia marah pada ayah Helen dan ia pun akhirnya dipecat oleh ayah Helen.
Suatu pagi saat Annie akan pergi, ia melihat Helen sedang memompa air. Ia pun menghampiri Helen, memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa isyarat, ia mengucapkan "W-A-T-E-R" pada tangan yang lain. Awalnya Helen tidak menggubris bahasa isyarat Annie, tapi dengan kesabaran Annie terus melakukan hal yang sama sampai akhirnya Helen bisa menggunakan bahasa isyarat seperti yang dilakukan Annie. Saat Helen memegang batu, ia mengucapkan "S-T-O-N-E" dan saat menyentuh apapun disekitarnya ia bisa mengucapkannya dengan bahasa isyarat.
(tambahan dari wikipedia)
Helen diajar untuk membaca lewat huruf braille sampai mengerti apa maksudnya. Helen menulis, "Saya ingat hari yang terpenting di dalam seluruh hidup saya adalah saat guru saya, Anne Mansfield Sullivan, datang pada saya." Dengan tekun, Annie mengajar Helen untuk berbicara lewat gerakan mulut, sehingga Helen berkata, "Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati." Ia belajar bahasa , Jerman, Yunani dan Latin lewat braille. Pada usia 20 tahun, ia kuliah di Radcliffe College (cabang Universitas Harvard), khusus wanita. Annie menemani untuk spell textbooks, huruf demi huruf, yang diletakkan ke tangan Helen. Hanya 4 tahun, Helen lulus dengan predikat magna cum laude.

Subhanallah, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita ini, dari bagaimana seharusnya menjadi orangtua saat memiliki anak seperti Helen dan kesabaran serta ketekunan Annie saat mengajarkan Helen.






0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget