123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

sahabat itu sulit sekali dicari, jadi jangan pernah menyia-nyiakan sahabatmu

Minggu, 15 Mei 2011

Tipus




Penyakit tifus atau Typhoid fever, sering disebut juga dengan enteric fever, bilious fever atau Yellow Jack, disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyebaran penyakit ini diperantarai makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses dari orang yang menderita tifus. Kemudian, bakteri akan berkembang dalam jaringan darah dari orang yang terinfeksi. Bakteri ini termasuk ke dalam bakteri Gram negatif yang berbentuk batang dan bergerak menggunakan flagela yang tumbuh cepat pada suhu badan manusia (37ºC).

Gejala yang ditimbulkan penyakit ini adalah panas dengan suhu hingga 40ºC (104ºF), terjadi gastro enteritis serta diare tanpa disertai darah. Sedikit diantaranya menunjukkan adanya spot atau bercak dengan warna merah. Ada juga yang terinfeksi, akan tetapi tidak menunjukkan gejala, penderita ini disebut dengan asymptomatic carrier dari tifus. Carier atau pembawa dapat menularkan infeksi ini pada orang lain.

Gejala tifus dibagi menjadi empat tahap :
Ø  Pada minggu pertama, kenaikan temperatur demam sangat pelan, yang diikuti dengan bradikardia yaitu denyut jantung kurang dari 60 per menit, sakit kepala, dan batuk. Selain itu, dapat terjadi epistaksis atau mimisan yang muncul pada seperempat kasus dan juga timbul rasa sakit pada daerah perut. Adanya bakteri ini pada darah menyebabkan leukopenia (turunnya jumlah granul eosinofil darah) dan limfositosis (meningkatnya jumlah limfosit pada darah). Diagnosis pada minggu pertama dengan tes Widal, merupakan tes serologi untuk mengetahui adanya infeksi Salmonella, akan memberikan hasil yang negatif.
Ø  Pada minggu kedua dari masa infeksi, akan terjadi panas yang tinggi yang terkadang disebut dengan “nervous fever” dan bradikardia yang disebut dengan Sphygmo-thermic dissociation. Terkadang muncul bercak merah pada daerah di bawah dada dan daerah perut, di mana hal ini hanya terjadi pada 1/3 dari pasien yang menderita tipus. Pada minggu kedua ini juga bisa terjadi diare enam hingga delapan kali perhari, dengan warna kehijauan dan bau yang khas, akan tetapi konstipasi juga bisa terjadi. Kadang terdengar suara dari perut yang diakibatkan oleh pergerakan gas di dalam intestin yang disebut dengan “Borborygmus”. Pembesaran hati akan terjadi jika telah maemasuki minggu kedua ini. Pada tahap inilah tes Widal dapat menunjukkan hasil yang positif.
Ø  Pada minggu ketiga, terjadi komplikasi diantaranya:
- Terjadi pendarahan pada daerah Payer’s patches yang serius tapi tidak fatal
- Septicaemia (keracunan pada darah) atau peradangan pada daerah peritonium yang merupakan membran pada daerah perut
- Enchephalitis yaitu terjadi inflamasi akut pada otak akibat infeksi bakteri atau virus
- Abses atau luka. 
Tipus ini tergolong pada kasus yang tidak fatal. Untuk pengobatannya, biasanya digunakan antibiotik seperti ampisilin, klorampenikol, trimetoprim-sulfametoxazole, dan ciprofloxacin. Jika tidak dilakukan pengobatan, panas dapat berlangsung selama tiga minggu hingga satu bulan dan dapat berakhir pada kematian. Penggunaan antibiotik perlu diperhatikan agar tidak terjadi resistensi, yaitu tidak menghentikan penggunaan antibiotik sampai satu kali resep yang telah diberikan habis. Untuk pencegahannya, harus diterapkan pola hidup bersih. Hal ini merupakan hal wajib seperti yang telah disampaikan pada artikel lain pada buletin ini. [Agustin]



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget